Festival Ogoh-Ogoh Suku Tengger: Tradisi Sakral Menyambut Nyepi

Festival Ogoh-Ogoh Suku Tengger: Tradisi Sakral Menyambut Nyepi – Suku Tengger yang mendiami kawasan pegunungan Bromo dikenal memiliki tradisi unik dan kental dengan nilai spiritual. Salah satu tradisi yang menarik perhatian adalah Festival Ogoh-Ogoh, yang diadakan sebagai bagian dari perayaan Nyepi. Festival ini tidak hanya menjadi ajang ritual keagamaan, tetapi juga sebuah pertunjukan budaya yang menarik wisatawan dari berbagai daerah.

Makna dan Filosofi Ogoh-Ogoh

Ogoh-Ogoh merupakan patung raksasa yang melambangkan sifat-sifat buruk dalam kehidupan manusia, seperti keserakahan, kemarahan, dan kebencian. Dalam kepercayaan Hindu, Ogoh-Ogoh merepresentasikan Bhuta Kala, kekuatan negatif yang harus disucikan sebelum memasuki Tahun Baru Saka.

Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Festival

Pembuatan Ogoh-Ogoh dimulai beberapa minggu sebelum perayaan Nyepi. Patung-patung ini dibuat secara gotong-royong oleh masyarakat desa dengan menggunakan bahan seperti bambu, kertas, dan cat warna-warni. Setiap Ogoh-Ogoh biasanya memiliki desain yang unik, menampilkan karakter-karakter dari mitologi Hindu maupun perwujudan sifat-sifat negatif manusia.

Pada malam sebelum Hari Raya Nyepi, Ogoh-Ogoh diarak keliling desa dengan iringan musik tradisional gamelan. Suasana menjadi sangat meriah dengan tarian khas dan suara riuh masyarakat yang mengikuti prosesi. Setelah diarak, Ogoh-Ogoh kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan energi negatif, sehingga masyarakat dapat memasuki Tahun Baru Saka dengan hati yang bersih.

Proses Pembuatan dan Pelaksanaan Festival

Festival Ogoh-Ogoh Suku Tengger menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kekayaan budaya lokal. Selain prosesi pembakaran patung, pengunjung juga dapat menikmati berbagai pertunjukan seni, seperti tari tradisional, musik gamelan, serta kuliner khas Tengger.

Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan festival ini, sebaiknya datang beberapa hari sebelum Nyepi untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap. Kawasan Bromo yang terkenal dengan keindahan alamnya juga menjadi nilai tambah bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama gunung sambil menyaksikan festival budaya.

Pelestari Tradisi

Meskipun Festival Ogoh-Ogoh merupakan bagian dari tradisi Hindu di Bali, masyarakat Suku Tengger telah mengadaptasi perayaan ini dengan kearifan lokal mereka. Pelestarian festival ini sangat penting untuk menjaga identitas budaya Suku Tengger sekaligus meningkatkan sektor pariwisata di kawasan Bromo.

Dengan kombinasi nilai spiritual dan budaya yang kuat, Festival Ogoh-Ogoh Suku Tengger bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga warisan yang patut dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang.

Tahun Baru Saka. Pada tahun 2025, Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 22 Maret. Malam sebelum Nyepi, yang dikenal sebagai malam Pengerupukan, akan berlangsung pada 21 Maret 2025. Pada malam inilah prosesi arak-arakan Ogoh-Ogoh biasanya dilaksanakan. Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan Festival Ogoh-Ogoh pada tahun 2025, disarankan untuk berada di Desa Tosari pada 21 Maret 2025, malam Pengerupukan, untuk menikmati arak-arakan Ogoh-Ogoh yang spektakuler

Bagi Anda yang berencana melihat festival ogoh-ogoh di Pasuruan. Anda dapat menggunakan jasa sewa mobil Muliatransjawa dan menginap di Java Mulia Homestay untuk pengalaman liburan yang tak terlupakan. Selamat berlibur!

Share :

Artikel Terkait :

Gulir ke Atas