Kota Pasuruan, Kota Dengan Julukan “Madinah Van Java” – Kota Pasuruan adalah kota yang terbilang cukup kecil di Provinsi Jawa Timur. Luas yang dimiliki hanya sekitar 36.58 km2 yang terbagi dalam 4 kecamatan. Meski begitu potensi cukup besar dengan letak yang strategis dalam perindustrian, perdagangan, hingga sektor pariwisata. Potensi pariwisata yang dimiliki Kota Pasuruan terdiri dari berbagai jenis wisata, diantaranya adalah wisata cagar budaya, sejarah, dan religi.
Menilik sejarah yang ada, Pada masa lampau kota ini merupakan kota bandar kuno dimana hal ini menjadi alasan banyaknya bangunan yang bersejarah dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Berbagai bangunan tersebut sebagian besar adalah peninggalan masa kolonial belanda yang hingga saat ini masih terjaga. Hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah Kota Pasuruan yang menetapkan bangunan bersejarah tersebut sebagai suatu kawasan cagar budaya, diantaranya yaitu Rumah Daroessalam, Gedung Pancasila, Gedung Harmonie, Klenteng Tjoe Tik Kiong, Gereja Katolik St. Antonius Padova, Gedung Wolu, Markas Yon Zipur 10, Alun-Alun Kota Pasuruan, Taman Kota Pasuruan dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
Kota Pasuruan berada di Provinsi Jawa Timur dimana sebagian besar penduduk merupakan pemeluk agama Islam. Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan di sebelah timur, barat, dan selatan. Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan selat madura. Dari sisi transportasi, Kota Pasuruan memiliki letak yang sangat strategis karena berada di jalan utama penghubung Surabaya-Banyuwangi. Kota ini juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa melalui Jalan Tol Trans Jawa yakni Jalan Tol Gempol-Pasuruan. Aksesnya terbilang cukup mudah karena bisa ditempuh menggunakan bus dari surabaya, maupun dari malang dengan jarak tempuh yang relatif sama, yaitu sekitar 1,3 jam. Secara geografis, Seluruh wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter di atas permukaan laut dan topografinya pun sangat landai dengan kemiringan 0 – 1% dari selatan ke utara. Wilayahnya yang rendah menjadikan hilir dari Sungai Gembong menjadikan kota ini sering dilanda banjir di saat musim penghujan tiba.
Kota ini memiliki sejarah yang sangat panjang dalam penyebaran agama Islam. Adanya pondok pesantren yang dari dulu hingga kini masih eksis sebagai tempat belajar para guru, ulama, serta kyai yang di Jawa Timur dan label yang melekat pada Kota Pasuruan sebagai Kota Santri menjadi salah satu faktor pendukung datangnya wisatawan. Selain itu, daya tarik utama wisatawan yang berkunjung ke Kota Pasuruan adalah untuk berziarah ke makam Kyai Hamid yang terletak di Masjid Agung Al-Anwar yang mencapai ribuan, sehingga dari sini bisa dilihat potensi pariwisata terbesar Kota Pasuruan terletak pada wisata religi.
Kota Pasuruan, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, dikenal dengan julukan “Madinah Van Java,” sebuah penghargaan yang merujuk pada atmosfer keislaman yang kental di kota ini. Julukan ini tidak hanya mencerminkan status Pasuruan sebagai kota dengan banyak tradisi religius, tetapi juga mencerminkan kedudukannya sebagai pusat pendidikan Islam dan peradaban Islam yang penting di Pulau Jawa. Dengan banyaknya pesantren, masjid, dan sejarah yang mendalam tentang Islam, Pasuruan telah dikenal luas sebagai kota yang sarat dengan nilai-nilai religius. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai julukan “Madinah Van Java” yang melekat pada Pasuruan dan apa makna di balik julukan tersebut.
Pasuruan adalah salah satu kota tertua di Jawa Timur, yang memiliki sejarah panjang, mulai dari masa kerajaan hingga menjadi bagian dari kesultanan Islam di Indonesia. Kota ini sudah dikenal sejak zaman Majapahit, namun pengaruh Islam mulai tampak secara signifikan pada abad ke-15, terutama ketika Kesultanan Demak berkembang. Seiring berjalannya waktu, Pasuruan menjadi salah satu kota yang sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.
Pada masa kolonial Belanda, Pasuruan menjadi salah satu pusat perlawanan terhadap penjajahan. Para ulama dan tokoh agama di Pasuruan memainkan peran penting dalam memotivasi masyarakat untuk berjuang dan mempertahankan agama serta tanah air. Salah satu tokoh ulama yang dikenal dan berperan penting dalam pergerakan ini adalah KH. Bisri Syansuri, yang berpengaruh dalam dunia pendidikan agama.
Dengan begitu banyaknya warisan sejarah dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya, Pasuruan tidak hanya sekadar kota biasa, tetapi juga menjadi simbol dari perjuangan dan kesetiaan umat Islam terhadap agama mereka. Hal ini menjadi dasar bagi julukan “Madinah Van Java,” yang mengaitkan Pasuruan dengan kota Madinah, yang dikenal sebagai pusat peradaban Islam.
Salah satu alasan utama yang mendasari julukan “Madinah Van Java” adalah adanya pengaruh besar dari lembaga pendidikan Islam yang tersebar di kota ini, terutama pesantren-pesantren besar. Pasuruan memiliki banyak pesantren yang telah melahirkan ribuan santri dan ulama yang berperan dalam memperkenalkan dan mengembangkan ajaran Islam di Indonesia.
Pondok Pesantren Sidogiri merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Indonesia yang terletak di Pasuruan. Didirikan pada tahun 1710, pesantren ini dikenal sebagai pusat pendidikan agama yang sangat dihormati, bukan hanya di Pasuruan tetapi juga di seluruh Indonesia. Sidogiri merupakan tempat yang mengedepankan ajaran-ajaran klasik dan tradisional dalam dunia keislaman, seperti kitab kuning, serta memadukan kajian fiqh, tasawuf, dan tafsir dengan pendekatan yang moderat.
Pondok Pesantren Sidogiri telah melahirkan ribuan alumni yang kini menjadi ulama, akademisi, dan tokoh agama yang berpengaruh di berbagai wilayah. Para santri Sidogiri tak hanya diberikan ilmu agama, tetapi juga pendidikan moral dan etika, yang menjadikan mereka teladan di masyarakat. Dengan adanya pesantren seperti Sidogiri, Pasuruan benar-benar menjadi salah satu pusat pengembangan ilmu Islam di Indonesia.
Selain Sidogiri, Pasuruan juga memiliki banyak pesantren lainnya yang tak kalah penting, seperti Pesantren Langitan dan Pesantren Tebuireng. Semua pesantren ini menjadikan Pasuruan sebagai tempat yang penuh dengan aktivitas religius yang kental, di mana masyarakat senantiasa diingatkan akan pentingnya hidup sesuai ajaran Islam.
Salah satu hal yang menonjol di Pasuruan adalah kehidupan masyarakatnya yang sangat religius. Warga Pasuruan, yang sebagian besar beragama Islam, menjadikan agama sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tradisi keagamaan di Pasuruan berlangsung dengan sangat kental, dari yang bersifat ritual hingga kegiatan sosial keagamaan.
Kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah, pengajian, haul ulama, serta berbagai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Ramadhan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pasuruan. Tidak jarang ditemukan banyak masjid yang megah dan masjid-masjid kecil yang penuh dengan jamaah setiap waktu shalat. Sebagai contoh, Masjid Agung Al-Anwar di pusat kota Pasuruan menjadi saksi bisu bagi kegiatan keagamaan yang begitu hidup di kota ini. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kajian keislaman yang sangat aktif.
Dalam kehidupan masyarakat Pasuruan, nilai-nilai keislaman sangat dijunjung tinggi. Mulai dari perayaan keagamaan, seperti pengajian rutin, hingga kegiatan sosial yang mengedepankan ukhuwah Islamiyah. Masyarakat setempat juga sangat menghormati para ulama dan sesepuh agama, yang sering kali menjadi panutan bagi mereka dalam bertindak dan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.
Julukan “Madinah Van Java” yang disematkan pada Pasuruan bukanlah sebuah klaim kosong. Julukan ini menggambarkan keberadaan kota Pasuruan yang kaya akan warisan budaya Islam, pusat pendidikan Islam yang besar, serta kehidupan masyarakat yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Dengan berbagai pesantren besar, tradisi keagamaan yang kuat, serta peran ulama yang vital, Pasuruan telah berhasil mempertahankan julukan tersebut hingga saat ini.
Sebagai sebuah kota yang kental dengan nilai-nilai Islam, Pasuruan tak hanya menjadi kebanggaan masyarakatnya, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan sejarah peradaban Islam di Indonesia. Sebagai “Madinah Van Java”, Pasuruan memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan ajaran Islam di tanah Jawa, yang akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
WhatsApp us